Subscribe:

Featured Posts

Selasa, 01 Mei 2012

janganlah kau berjanji bila tidak mampu menepatinya


"APALAH ARTI SEBUAH JANJI"
Apalah arti kesetiaan persahabatan ini
Bila tak saling mempercayai
Apalah arti sebuah janji
Bila harus menyakiti

Janji seorang sahabat kini tak seperti dulu
Tak seperti apa yang aku rasakan saat ini
Mungkin aku tak bisa memberi apa yang kau mau
Tapi satu hal yang harus kamu tahu

Bahwa tentang apa yang aku rasa
Juga tentang apa yang kau rasa
Dengarlah bahwa aku lelah turutimu

Selasa, 10 April 2012

nama: liska kunia
kelas: 8d
http://liskak.blogspot.com
maw tau selengkapnya klik disini
nama: liska kurnia
kelas: 8d
http://liskak.blogspot.com

mau tau selengkapnya klik disini

Selasa, 20 Maret 2012

Mengubah Sampah Menjadi Berkah

Sampah rumah tangga, sampah pasar dan limbah dari kotoran hewan menjadi problem serius dalam penanganan kota. Penanganan yang selama ini dilakukan hanya bersifat tradisional, sehingga masih jauh dari yang diharapkan.

Penanganan yang selama ini dilakukan hanya bersifat tradisional (ditimbun, dibakar, dibuang di TPA) sehingga masih jauh dari yang diharapkan. Cara ini harus segera ditinggalkan dan dimanfaatkan dengan sistem yang modern.

Secara teknis sampah semestinya bisa dipisahkan sejak awal pada level rumah tangga (sisa sayuran, buah, sisa ikan, dll), dengan cara ini bisa dipisahkan antara sampah organik (yang bisa membusuk) dan sampah un organik (yang tidak bisa membusuk). Untuk sampah un organik berupa kertas, plastik dan besi masih dapat didaur ulang dan dimanfaatkan untuk dijual kembali. Sementara untuk sampah organik, yang jumlahnya lebih dominan bisa dimanfaatkan untuk membuat Pupuk Organik. Ini berarti sampah organik berpotensi untuk diproses dan bermanfaat untuk memperbaiki unsur hara dalam tanah pertanian guna memelihara kesuburan tanah dan sebagai pasokan nutrisi bagi tanaman.

Untuk pengolahan menjadi pupuk sendiri, digunakan proses fermentasi dengan produk yang dihasilkan berupa pupuk granule (butiran) dengan ukuran 2-6 mm serta berupa curah atau serbuk.

Selain dapat digunakan sendiri, Pupuk organik juga dapat dijual ke petani, atau bekerjasama sebagai mitra usaha PUSRI atau BUMN sejenis.

Pabrik Pupuk Organik

Sebagai mitra usaha PUSRI, harus memiliki bangunan (pabrik) dan lokasi yang strategis dengan sumber bahan baku yang mencukupi dan dekat dengan petani.

Untuk membuat pabrik pupuk organik (bentuk granule), diperlukan mesin- mesin yang meliputi: (1) Mesin Pencacah yang berfungsi sebagai penghancur sampah yang bentuknya masih kasar agar ukurannya menjadi seragam dan mempercepat proses fermentasi; (2) Mesin Mixer sebagai pengaduk bahan agar homogen; (3) Mesin Granulator digunakan sebagai alat utama pembuatan pupuk granule. Mikroba cair disemprotkan bersamaan pada saat mesin berputar; (4) Rotary Dryer berfungsi sebagai pengering granule yang masih basah setelah melewati mesin granul; (5) Rotary Cooling digunakan sebagai pendingin granule setelah granule dikeringkan. Proses ini diperlukan agar granule dapat langsung di packing; (6) Conveyor digunakan sebagai alat transportasi bahan antar mesin, sehingga tidak dilakukan secara manual dan mengurangi penggunaan tenaga kerja.

Dalam paket mesin pembuat pupuk granule ini juga memiliki otomatisasi control di beberapa komponen mesin, sehingga dapat mengatur suhu dan kecepatan proses.

Dari pengamatan dilapangan, biaya produksi kompos sekitar Rp. 600- 650/kg, apabila dijual ke PUSRI seharga Rp. 1000/kg, sehingga margin keuntungan masih cukup banyak.

Selain keuntungan yang di dapat, pembangunan pabrik pupuk organik mendukung program pemerintah dalam “Go Organic 2010” juga dapat mengurangi beban dalam pengelolaan sampah di daerah dan pemanfaatan kotoran ternak.

PT. Pura Barutama melalui Divisi Engineering, mampu untuk memenuhi kebutuhan permesinan dengan kapasitas sesuai kebutuhan. Selain itu pula, segala proses dan teknologi ditangani oleh tim ahli sehingga mementingkan kualitas dan memberikan pelatihan serta penanganan dalam operasional mesin.


klik disini

Selasa, 13 Maret 2012

aku tulus mencintaimu,,..


Selasa, 06 Maret 2012

my diary

"RINTIHAN HATIKU YANG PALING DALAM"
Dalam hati kecilku...
teringat selalu kenangan indah bersamamu, , ,
yang takkan pernah bisa terhapuskan oleh waktu...
meski waktu tak bisa mempersatukan kita lagi...
aku kan selalu mengenangmu hingga nafas tak berhembus lagi
dalam anganku selalu ada bayangmu...
harapan kecilku hanyalah bisa bersamamu lagi...
kau takkan pernah tergantikan
takkan pernah ada yang seperti dirimu wahai "SAHABATKU"

Selasa, 31 Januari 2012


Sekolah impian. Ini memang sebuah mimpi. Sekolah murah, bermutu dan gurunya sejahtera. Itulah mimpinya. Setidaknya untuk saat sekarang, sekolah yang murah, bermutu dan gurunya sejahtera adalah impian. Benar-benar sebuah mimpi. Tidak ada formulanya. Belum ketemu rumusnya. Yang ada hanya sebuah ‘kepasrahan’ atau lebih tepat ketidakberdayaan. Tak ada yang mampu melihat jalan keluar. Dan tak berani pula bermimpi, untuk mencari jalan keluar. Hanya sebuah realita yang tertutup pekat. Gelap. Itu akhirnya yang menjadi rumusnya : bahwa sekolah yang bermutu adalah mahal. Bahwa sekolah murah tidak mungkin bermutu. Guru sejahtera? Tentu saja semakin jauh akan terwujud apalagi hanya dengan biaya murah. Maka semakin mengukuhkan bahwa, sebuah sekolah yang murah, bermutu dan gurunya sejahtera adalah memang impian belaka.
Seperti apa sekolah murah itu? Dalam kaedah relativitas, murah bisa saja bermakna mahal. Tapi dalam rumus perbandingan, murah menjadi sangat tepat dan benar-benar murah. Misalnya begini; jika dikatakan biaya masuk sekolah A adalah 6 juta rupiah, maka itu menjadi sangat relative. Tidak jelas. Artinya, angka 6 juta bisa menjadi mahal atau sangat mahal. Tapi jika kemudian 6 juta dibandingkan, atau ada pembandingnya, maka akan terlihat dengan gamblang. Bahwa biaya sekolah 6 juta menjadi murah. Atau bisa juga sangat murah. Karena yang menjadi pembandinganya adalah sekolah B yang biayanya 10 juta, 15 juta, 17 juta , 20 atau bahkan 30 juta. Yang menjadi factor menentu lainnya adalah, ‘level’ kesetaraan. Apakah sekolah dengan biaya 6 juta selevel dengan yang berbiaya 15, atau 20 juta. Dari sisi fasilitas, sarana prasarana, kurikulum, kualitas dan kesejahteraan guru. Jika hal-hal itu tidak terlalu signifikan, maka angka 6 juta berarti benar-benar murah. Dan sebaliknya, jika angka 20 juta memang melebihi dalam semua hal dari yang 6 juta, maka 20 juta-pun menjadi wajar-wajar saja.
                                                    ,,,,,,,,,,, sekolah impiannnn...........
mau tw sekolahqoe.....klik disini yaw,,,,,??????