Subscribe:

Selasa, 31 Januari 2012


Sekolah impian. Ini memang sebuah mimpi. Sekolah murah, bermutu dan gurunya sejahtera. Itulah mimpinya. Setidaknya untuk saat sekarang, sekolah yang murah, bermutu dan gurunya sejahtera adalah impian. Benar-benar sebuah mimpi. Tidak ada formulanya. Belum ketemu rumusnya. Yang ada hanya sebuah ‘kepasrahan’ atau lebih tepat ketidakberdayaan. Tak ada yang mampu melihat jalan keluar. Dan tak berani pula bermimpi, untuk mencari jalan keluar. Hanya sebuah realita yang tertutup pekat. Gelap. Itu akhirnya yang menjadi rumusnya : bahwa sekolah yang bermutu adalah mahal. Bahwa sekolah murah tidak mungkin bermutu. Guru sejahtera? Tentu saja semakin jauh akan terwujud apalagi hanya dengan biaya murah. Maka semakin mengukuhkan bahwa, sebuah sekolah yang murah, bermutu dan gurunya sejahtera adalah memang impian belaka.
Seperti apa sekolah murah itu? Dalam kaedah relativitas, murah bisa saja bermakna mahal. Tapi dalam rumus perbandingan, murah menjadi sangat tepat dan benar-benar murah. Misalnya begini; jika dikatakan biaya masuk sekolah A adalah 6 juta rupiah, maka itu menjadi sangat relative. Tidak jelas. Artinya, angka 6 juta bisa menjadi mahal atau sangat mahal. Tapi jika kemudian 6 juta dibandingkan, atau ada pembandingnya, maka akan terlihat dengan gamblang. Bahwa biaya sekolah 6 juta menjadi murah. Atau bisa juga sangat murah. Karena yang menjadi pembandinganya adalah sekolah B yang biayanya 10 juta, 15 juta, 17 juta , 20 atau bahkan 30 juta. Yang menjadi factor menentu lainnya adalah, ‘level’ kesetaraan. Apakah sekolah dengan biaya 6 juta selevel dengan yang berbiaya 15, atau 20 juta. Dari sisi fasilitas, sarana prasarana, kurikulum, kualitas dan kesejahteraan guru. Jika hal-hal itu tidak terlalu signifikan, maka angka 6 juta berarti benar-benar murah. Dan sebaliknya, jika angka 20 juta memang melebihi dalam semua hal dari yang 6 juta, maka 20 juta-pun menjadi wajar-wajar saja.
                                                    ,,,,,,,,,,, sekolah impiannnn...........
mau tw sekolahqoe.....klik disini yaw,,,,,??????

Sejarah Kota Tulungagung

Pada tahun 1205 M, masyarakat Thani Lawadan di selatan Tulungagung, mendapatkan penghargaan dari Raja Daha terakhir, Kertajaya, atas kesetiaan mereka kepada Raja Kertajaya ketika terjadi serangan musuh dari timur Daha. Penghargaan tersebut tercatat dalam Prasasti Lawadan dengan candra sengkala "Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa" yang menunjuk tanggal 18 November 1205 M. Tanggal keluarnya prasasti tersebut akhirnya dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tulungagung sejak tahun 2003.

Bupati Tulungagung dan para pengikutnya (1880-1920)
Di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, terdapat Candi Gayatri. Candi ini adalah tempat untuk mencandikan Gayatri (Sri Rajapatni), istri keempat Raja Majapahit yang pertama, Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), dan merupakan ibu dari Ratu Majapahit ketiga, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang memerintah Kerajaan Majapahit di masa keemasannya. Nama Boyolangu itu sendiri tercantum dalam Kitab Nagarakertagama yang menyebutkan nama Bayalangu/Bhayalango (bhaya = bahaya, alang = penghalang) sebagai tempat untuk menyucikan beliau. Berikut ini adalah kutipan Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:
Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangun
Arca Sri Padukapatni diberkati oleh Sang Pendeta Jnyanawidi
Telah lanjut usia, paham akan tantra, menghimpun ilmu agama
Laksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Baginda
(Pupuh LXIX, Bait 1)
Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri Rajapatni
Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkati tanahnya
Rencananya telah disetujui oleh sang menteri demung Boja
Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun
(Pupuh LXIX, Bait 2)
Makam rani: Kamal Padak, Segala, Simping
Sri Ranggapura serta candi Budi Kuncir
Bangunan baru Prajnyaparamitapuri
Di Bayalangu yang baru saja dibangun
(Pupuh LXXIV, Bait 1)
mw liat kotaku,,klik disini yaw,,,,